Senin, 21 Juni 2010

Polemik Pemilihan Gas Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah


Gerakan konversi minyak minyak tanah ke gas elpiji adalah salah satu upaya pemerintah pusat untuk mengurangi subsidi minyak tanah untuk kepreluan rumah tangga yang nilainya sekitar Rp.30 triliun. Hal itu disebabkan karena minyak tanah semakin berkurang dan harga minyak dunia mencapai titik tertinggi perbarelnya. Ketika proses konversi akan dilakukan, kampanye penggunaan elpiji pun marak dilakukan diantaranya dengan menjelaskan beberapa kelebihan jika masyarakat menggunakan gas elpiji, seperti aman penggunaannya, lebih murah dan lain sebagainya. Tapi setelah konversi minyak tanah ke gas elpiji hampir merata diseluruh masyarakat, banyak terjadi kasus kebakaran yang disebabkan oleh ledakan tabung gas ukuran 3 kg yang notabene merupakan tabung gas yang diperuntukkan bagi masyarakat menengah kebawah. Tapi tidak jarang pula ledakan yang bersumber dari gas elpiji ukuran 12 kg. Mungkin bukan jumlah yang sedikit melihat banyaknya korban akibat ledakan tabung gas elpiji semenjak konversi dilakukan. Ironis memang kejadian dilapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah. Bila melihat beberapa kemungkinan ledakan itu bisa terjadi akibat beberapa faktor :
1. Tabung gas banyak yang dipalsukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan pribadi sehingga tabung yang dipasarkan tidak sesuai standar pertamina. Oleh karena itu perlu pengawasan dan tindakan yang lebih ketat lagi dari pemerintah. Harus dilakukan suatu upaya penjaminan tabung gas yang benar-benar dari pertamina sehingga masyarakat bisa tahu mana yang asli dan mana yang palsu.
2. Mungkin kondisi nasyarakat yang belum siap merubah kebiasaan yang sebelumnya menggunakan minyak tanah di ganti dengan menggunakan gas elpiji dengan beberapa halnya yang penting untuk diperhatikan seperti penggunaannya yang harus lebih berhati-hati karena elpiji jauh lebih mudah terbakar (inflammable) dibanding minyak tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi yang lebih efektif kepada masyarakat tentang pengetahuan seputar gas elpiji dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan gas elpiji. Bentuk sosialisasi tidak cukup hanya di televisi.
3. Melihat pengalaman yang terjadi di masyarakat tentang penipuan yang menggunakan modus pemeriksaan tabung gas oleh pegawai pertamina, sedangkan setelah dikonfirmasi ternyata pihak pertamina atau agen gas elpiji tidak pernah melakukan pemeriksaan terhadap tabung gas milik pelanggan, maka jangan mudah percaya akan oknum-oknum yang mengaku pegawai pertamina. Biasanya oknum tersebut mengharuskan membeli selang tabung gas yang harganya lebih tinggi yang diakuinya produk asli pertamina.

Karena konversi minyak ke gas elpiji adalah keputusan yang dinilai lebih menguntungkan maka sebagai kesimpulan perlu adanya kerjasama dari masyarakat dan pemerintah terutama, untuk mengatasi polemik yang yang terjadi.

Senin, 14 Juni 2010

This is for the first time I try to make a "blog". This is assigment from my Lecturer of IAD ( Mr.Hairul Saleh). He asked the student to try make it with english in new entry. Now I am trying to fill my new entry with my limitted english because for now I can't speak or write in english in many things. So, I say very sorry to my lecturer because I don't write important thing in this assigment. I only try my english... :-)
I also want to say thaks a lot to my Lecturer for this instruction. Maybe if there isn't instruction to make it I can't make "blog".
Thanks Mr. and I am sorry if there's mistake with my english..:-)